Jumat, 15 April 2011

SOSIOLINGUISTIK (HUBUNGAN DISIPLIN DENGAN ILMU LAIN)

HUBUNGAN SOSIOLINGUISTIK DENGAN DISIPLIN ILMU LAIN
Antropolagi linguistik
Antropologi linguistik adalah salah satu cabang linguistik yang menelaah hubungan antara bahasa dan budaya terutama untuk mengamati bagaimana bahasa itu digunakan sehari-hari sebagai alat dalam tindakan bermasyarakat. Antropologi linguietik adakalanya disebut etnolinguistik, menelaah bahasa bukan hanya dari strukturnya semata tapi lebih pada fungsi dan pemakaiannya dalam konteks situasi social budaya. Kajian antropologi linguistik antara lain menelaah struktur dan hubungan kekeluargaan melalui istilah kekerabatan, konsep warna, pola pengasuhan anak, atau menelaah bagaimana anggota masyarakat saling berkomunikasi pada situasi tertentu seperti pada upacara adat, lalu menghubungkannya dengan konsep budayanya.
Salah satu metode dan teknik penelitian yang dapat digunakan untuk menggali pemakaian bahasa dalam konteks sosial budaya secara terperinci adalah participant observation.
Pendekatan ini cenderung ditetapkan dengan observasi jangka panjang untuk mengamati secara cermat tindak tutur masyarakat setempat. Tidak dapat dihindari adanya beberapa persentuhan antara antropologi linguistik dengan sosiolinguistik, bahkan pendekatan participant observation juga sangat penting untuk penelitian sosiolinguistik dan linguistik terapan.
Stilistika
Stilistika merupakan cabang ilmu linguistik yang menfokuskan diri pada analisis gaya bahasa. Menurut Richard et al (1992), kajian mengenai gaya bahasa dapat mencakup gaya bahasa lisan, namun stilistika cenderung malakukan kajian bahasa tulis termasuk karya sastra. Srilistika mencoba memahami mengapa si penulis cenderung menggunakan kata-kata atau ungkapan tertentu. Adakalanya stilistika digunakan untuk maksud yang lebih luas, yaitu menandai gaya bahasa berdasarkan variasi bahasa regional dan juga variasi bahasa sosial.
Gaya bahasa seorang calon presiden dapat dibandingkan dengan calon presiden lain, demikian pula gaya bahsa seorang penyair dapat dijabarkan berdasarkan pilihan kata dan ungkapan yang digunakannya. Apabila kita mempunyai data semua karya dari seorang peyair, data itu dapat dianalisis dengan stilostatistik atau stilometri, yaitu kajian statistik terhadap karya sastra berbantuan komputer.
Filologi
Filologi adalah salah satu cabang linguistik tertua yang menkhususkan diri pada comparative historical linguistiks, yaitu bidang kekerabatan bahasa (language relationships) dan perubahan bahasa (language change) dengan cara membandingkan bahasa.
Selain itu filologi juga mengkaji transkipsi, terjemahan, pelacakan naskah babon, dan memaknai informasi yang terdapat dalam naskah naskah kuno.
Kajian filologi pada umumnya terfokus pada naskah kuno yang di tuliskan di atas kertas, lontar, atau bilah bamboo. Isi tulisan naskah kuno sangat bervariasi, antara lain dapat berupa naskah kuno adat, obat-obatan tradisional, tatacara bercocok tanam, dan ajaran agama. Selain memahami isi naskah, seorang ahli filologi juga bertugas untuk mendeteksi usia naskah. Hal ini dapat ditelusuri, misalnya, melalui jenis kertas dan jenis tinta yang dipakai.
Epigrafi
Epigrafi merupakan cabang ilmu menelaah isi tulisan pada prasasti. Pada umumnya media prasasti adalah batu (termasuk diatas batu nisan) atau tembaga dan isi prasasti berkisar pada masalah sejarah, social, dan keagamaan. Orang yang pertama kali menaruh perhatian pada prasasti adalah Rafles. Penelitian mengenai prasasti berkembang sekitar tahun 1850-an. Orang Indonesia yang menekuni epigrafi adalah R. Ng. Poerbatjaraka, lalu diikuti oleh Boechari dan kawan-kawan.
Pengetahuan linguistik sangat diperlukan untuk memahanmi bahasa kuno. Dalam hal ini, pengetahuan tentang kaidah perubahan bunyi dan orespondensi bunyi sanagt membantu untuk melacak kata-kata arkais yang sudah tak dipakai lagi pada masa kini. Sebagai contoh, di salah satu prasati ditemukan kata rimwas. Tak ada satu kamus pun yang dapat membantu memahami makna rimwas. Dengan bantuan kaidah perubahan bunyi dan korespondensi bunyi, kata rimwas dapat direkonstruksi menjadi rimbas yang dalam bahasa Sunda berarti ‘arit’.
Epigrafi pada umumnya dipelajari oleh para ahli arkeologi. Kegiatan penelitian prasasti sangat mengasyikkan karena sifat pekerjaanya seperti detektif yang harus memecahkan kata-kata arkais untuk memahami isi tulisan pada prasasti.
Dialektologi
Dialektologi ‘ilmu tentang dialek’ adalah cabang ilmu pengetahuan bahasa yang secara sistematis menangani berbagai kajian yang berkenaan dengan distribusi dialek atau variasi bahasa dengan memperhatikan factor geografi, politik, ekonomi, dan social budaya. Dialektologi juga sering disebut sebagai geographical linguistiks, geolinguistiks, atau areal linguistiks.
Kajian dialektologi melandaskan diri pada bukti-bukti linguistis berupa data variasi bahasa yang dikumpulkan secara spasial. Objek kajian dialektologi dapat berasal dari berbagai sumber berupa bahasa lisan dan bahasa tulis, baik yang berada diwilayah perkotaan maupun perdesaan. Data yang terkumpul dipetakan agar distribusi variasi kebahsaan dapat tervisualka. Selajutnya, setiap peta bahasa dibubuhi isogloss ‘garis imajiner yang menyatukan wilayah yang menggunakan variasi bahasa yang sama’ dan isogloss ditumpuk menjadi berkas isogloss yang akanmemperlihatkan batas bahasa atau dialek.
Analisis yang dilakukan dapat terfokus pada suatu tataran saja atau mencakup semua tataran kebahasaan seperti fonologi, morfologi, leksikal, semantik, sintaksis, dan wacana. Dengan demikian, kajian dialektologi dianggap dapat membantu mengimbangi kelangkaan sumber daya manusia yang berminat menagani keragaman bahasa, sekurang-kurangnya mengatasi keterbatasan tenaga, waktu, sarana dan dana. Selain itu, peneliti juga berkesempatan untuk berkomunikasi langsung dengan penduduk setempat sehingga mendapat gambaran umum mengenai variasi bahasa sambil mengamati kondisi politik, ekonomi, dan social budaya setempat, termasuk informasi mengenai kondisi lingkungan geografis tempat bahasa itu dituturkan. Dengan demikian, kajian dialektologi sangat diperlukan untuk mengatasi kondisi kebahasaan yang multilingual seperti Indonesia.
Psikolingustik
Psikolinguistik termasuk salah satu cabang linguistik yang derap perkembangannya pesat karena membuka diri pada temuan disiplin ilmu lain sebagai alat bantu untuk menginterpretasikan masalah pemerolehan bahasa (language acquisition) serta komprehensi dan produksi bahasa(speech comprehension and production). Psikolinguistik merupakan salah satu cabang linguistik yang kompleks. Ahli psikolinguistik dituntut dapat melakukan analisis pada semua tataran (fonologi-morfologi-sintaksis-wacana-semantik-prakmatik) dengan baik, karena psikolinguistik berusaha memahami bagaimana proses berbahasa di otak manusia. Selain itu, psikolinguistik juga mempertanyakan kembali apakah terdapat bukti biologis bahwa bahasa bersifat anugerah kodrati (innate properties) sebagaimana dicetuskan oleh Chomsky.
Kajian psikolinguistik akan memberikan deskripsi yang bermanfaat untuk merencanakan bahasa jika penelitian tentang pemerolehan bahasa pertama ditingkatkan.
Teori yang terbaru yaitu connectionism sangat berkaitan erat dengan komputasi bahasa (language computing), yaitu pembuatan program computer yang mencoba meniru kerja otak dalam memproses bahasa. Dalam hal ini computer deprogram agar dapat melakukan pemprosesan bahasa secara parallel, missal, dan serempak (massive, parallel processing) dan computer diharapkan dapat belajar menemukan sendiri pola dan struktur bahasa tanpa diberi asupan tentang tata bahasa. Hal ini dimaksudkan untuk meniru kondisi dan cara kerja otak anak ketika belajar berbahasa sehingga satu-satunya jalan untuk menemukan pola dan struktur bahas adalah dengan mencoba mengoneksikan berbagai data kebahasaan yang dientri ke dalam computer.
Pendekatan structural lebih berorientasi pada pengamatan produk bahasa dengan mencoba memahami perspektif proses komprehensi dan/atau produksi bahasa yang terjadi di otak manusia. Misalnya dengan menggunakan data linguistik berupa kilir lidah (slip of the tongue) yang dikenal sebagai spoonerism. Data ini dikumpulkan dari pendeta William Archibald Spooner selaku pimpinan New College di Oxford dari tahun 1903-1924 yang sering menghasilkan kilir lidah, seperti :
queer old dean seharusnya dear old queer
noble tons of soil seharusnya noble sons of toil
you have tasted the whole worm seharusnya you have wasted the whole term
you have hissed all my mystery lectures seharusnya you have missed all my history lectures
Apabila kilir lidah diamati, akan didapat informasi bagaimana bunyi-bunyi ditata di otak sebelum diproduksi oleh si pembicara. Kilir lidah adalah fenomena yang wajar dan terjadi pada setiap orang.psikolinguistik merupakan salah satu cabang linguistik yang sangat menarik karena “memaksa” kita membuat berbagai hipotesis tentang cara kerja otak memproses bahasa.
Neurolinguistik
Kajian neurolinguistik juga merupaka kajian yang berupaya memahami kerja otak untuk memproses kegiatan berbahasa sebagaimana psikolinguistik hanya saja fokusnya berbeda. Jilka psikolinguistik focus pada pemerolehan bahasa anak serta mencoba memahami perspektif proses komprehensi dan/atau produksi bahas yang terjadi di otak manusia, neurolinguistik berfokus pada upaya untuk membuat sebuah model neural program yang merupakan rekonstruksi kerja otak dalam memproses kegiatan bicara, mendengar, membaca, menulis, dan berbahasa isyarat.
Neurolinguistik lebih berkecimpung dalam memahami kesulitan berbahasa atau gangguan berbahasa, yang mencakup kegiatan berbicara, mendengar, membaca, menulis, dan berbahasa isyarat yang menggangu kemempua berkomunikasi. Termasuk dalamnya gangguan berbahasa karena bisu dan tuli sejak lahir. Semua ini memerlukan kerja sama yang erat antara dokter ahli syaraf dan ahli linguistik.
Fonetik
Fonetik merupakan salah satu cabang linguistik yang beranjak pesat. Selama ini kita mengenal bahwa fonetik mempuntai tiga sakupan, yaitu fonetik artikulatoris, fonetik auditoris, fonetik akustis. Fonetik artikulatoris dianggap sebagai pengetahuan dasar untuk mendalami fonetik auditoris da fonetik akustis.
Banyak peralatan baru yang diciptakan untuk mendeteksi suara manusia, antara lain:
• Radiography yaitu alat yang memberi informasi tentang artikulasi dan posisi laring
• MRI (magnetic resonance imaging) yaitu alat untuk mengukur lidah dan posisi rahang
• Electromyography yaitu alat yang member informasi tentang aktivitas otot alat ucap
• Aerometry yaitu alat yang memberi informasi tentan aliran udara, baik ingresif maupun egesif dijalur oral maupun nasal
• Electrolaryngography yaitu alat untuk member informasi tentang vibrasi yang terjadi disekitar laring
• Electropalatography yaitu alat yang member informasi tentang kontak yang terjadi antara lidah dan palatal (Ball 1995)
Eksperimen mengenai bagaimana persepsi otak menusia terhadap signal bunyi ditangani oleh psychoacoustic. Masalah yang ingin dijawab dalam eksperimen itu adalah bagaimana manusia melakukan deteksi, deskriminasi, identifikasi, dan penskalaan (Ball 1995).
Masalah persepsi sangat mengemuka dan merupakan masalah penting saat ini karena berkaitan erat dengan laju perkembangan teknologi komputer. Oleh karena itu, penelitian mengenai persepsi wicara sedang digalakkan. Persepsi adalah proses mengenali bentuk fisik signal bunyi berupa analog yang termasuk ke dalam telinga, lalu signal itu otomatis terkonversi menjadi digital untuk dapat dikenalai otak. Manfaat yang dapat dipetik dari berbagai temuan penelitian persepsi adalah agar manusia dapat menghasilkan sebuah komputer yang dapat memahami bahasa manusia.
Biolinguistik
Biolinguistik tergolong sebagai salah satu cabang linguistik baru yang menekuni proses berbahasa pada manusia dari sudut pandang biologi. Cabang linguistik ini berangkat dari disiplin ilmu pengetahuan alam yang berfokus pada unification problem. Biolinguistik berupaya melacak fitur kebahasaan yang bersifat universal yang terdapat pada semua manusia, serta pada saat yang sama memperhatikan keberagaman semua bahasa di dunia. Para ahli biolinguistik tertarik untuk mempelajari genetika manusia dan juga evolusi manusia sejak zaman purba, yang dikaitkan dengan bagaimana manusia mulai berbicara.
Ada dua pokok bahasan dalam biolinguistik
1. Bagaimana evolusi bahas apada manusia sebagai salah satu spesies dan
2. Bagaimana bahasa bermanifestasi pada tiap individu.
Biolinguistik sebagai sebuah ilmu memerlukan bantuan dari berbagai cabang ilmu lain, seperti paleontology dan primatologi, untuk memahami proses evolusi manusia hingga manusi dapt berbicara. Evolusi pada bentuk rongga mulut mengakibatkan manusia menjadi tidak efisien dalam menjalankan proses bernafas, mengunyah, dan menelan. Manusia dapat tersedak akibat makanan salah jalur, sedangkan hal ini tidak akan terjadi pada primate. Defisiensi itu ternyata memberikan keuntungan lain berupa kemempuan menghasilkan beraneka ragam bunyi yang pada akhirnya digunakan untuk berbicara. Dengan demikian, manusia tersebur juga sebagai homo loquens yaitu binatang yang berbicara.
Data penelitian tidak menemukan korelasi antara besarnya ukuran otak dan kemempuan berbicara. Pada manusia modern, misalnya pada orang cebol atau anak balita, ukuran otaknya kecil, tetapi tidak mengurangi kemampuan mereka berbicara. Korelasi yang muncul lebih pada bentuk rongga mulut dengan kemampuan berbicara. Untuk itu, perlu memperhatikan bentuk rongga mulut dan lidah pada beberapa primate dan pada manusia.
Grafologi
Berdasarkan pendekatan linguistik, grafologi berarti merupakan kajian mengenai sistem simbol yang digunakan untuk menyampaikan pesan bahasa dalam bentuk tertulis. Grafologi mengkhususkan diri pada jenis simbol apa yang dipilih untuk membentuk sebuah sistem tulis, berapa jumlah simbol yang digunakan untuk mentransfer bunti bahasa ke dalam bentuk tertulis, bagaimana aturan penggunaan simbol-simbol itu sehingga membentuk sebuah sistem, dan bagaimana memaduka simbol-simbol itu sehingga dapat dipakai untuk menuliskan bahasa lisan.
Dalam bidang grafologi jug dibicarakan sistem tulisan, misalnya :
• Ortografi yaitu sistem ejaan yang disepakati untuk sebuah bahasa
• Stenografi yaitu sistem menulis secra singkat dan cepat
• Kriptografi yaitu sistem menuliskan pesan-pesan rahasia
• Pydografi yaitu sistem menulis yang didesain khusus untuk membantu anak-anak belajar membaca
• Teknografi yaitu sistem menuliskan hal-hal khusus untuk kepentingan ilmu pengetahuan seperti aksara fonetik, untuk para linguis, simbol-simbol khusus untuk bidang kimia, simbol-simbol khusus untuk membuat peta atau bahkan simbol-simbol khusus untuk pemrograman komputer.
Linguistik edukasional
Linguistik edukasional juga dikenal dengan nama linguistic pedagagis. Kajian ini pada awalnya berfokus pada penggunaan bahasa ibu sebagai bahasa penggantar disekolah. Namun akhir-akhir ini, lebih pada pemilihan dan penggunaan bahasa yang di pakai pada tataran pendidikan nasional. Pemilihan ini tak bisa dihindari mengingat cukup banyak negara yang bersifat multilingual seperti Indonesia sehingga harus memilih satu bahasa yang sama untuk disekolah yang digunakan oleh 726 penutur bahasa daerah yang berbeda di seluruh Indonesia.
Selain itu, harus disadari pula bahwa bahasa Indonesia pada umumnya masih merupakan bahasa kedua bagi orang Indonesia. Dengan demikian, posisi bahas daerah, sebagai bahasa ibu, juga harus diperhitungkan dalam rangka meningkatkan mutu manusia Indonesia. Di satu sisi, ada upaya untuk mengembangkan bahasa Indonesia seluas-luasnya, namun di sisi lain, ada pula upaya untuk melakukan preservasi bahasa daerah. Dengan demikian, gagasan dan upaya untuk memasukkan pelajaran bahasa daerah sebagai muatan lokal perlu dihargai. Dengan catatan, tidak semua bahasa daerah mendapat kesempatan untuk dijadikan muatan lokal, hanya bahasa daerah yang penuturnya banyak memperoleh kesempatan itu.

1 komentar: